:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2535937/original/006981200_1544787359-Bendungan_Rotiklot.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelesaikan konstruksi Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT)) dan melakukan pengisian awal (impounding) bendungan pada Kamis (13/12/2018). Bendungan Rotiklot merupakan salah satu dari 49 bendungan baru yang akan dibangun tahun 2015-2019.
Groundbreaking Bendungan ini dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada 28 Desember 2015. “Kunci kemajuan di NTT adalah air. Ketersediaan air dibutuhkan untuk air minum, pertanian, peternakan dan lainnya,” kata Menteri Basuki, seperti dikutip Jumat (14/12/2018).
Dirjen SDA Hari Suprayogi mengatakan proses pengisian Bendungan Rotiklot dilakukan setelah memperoleh sertifikat dari Komisi Keamanan Bendungan. Dengan kapasitas tampung 3,3 juta m3 diharapkan sudah terisi sesuai elevasi rencana pada akhir musim hujan 2018-2019
“Bendungan ini memiliki manfaat untuk memenuhi kebutuhan air baku masyarakat dan kegiatan Pelabuhan Atapupu sebesar 40 liter/detik, suplai irigasi seluas 149 hektar, pengendalian banjir dan pariwisata,” kata Hari Suprayogi usai acara pengisian awal Bendungan Rotiklot yang juga dihadiri oleh Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, dan Wakil Bupati Belu JT. Ose Luan.
Pembangunan bendungan Rotiklot yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dikerjakan oleh PT. Nindya Karya (Persero) - PT. Universal Suryaprima (KSO) menggunakan dana dari APBN senilai Rp 496 miliar.
Untuk meningkatkan ketahanan air dan pangan di NTT, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II, Ditjen SDA secara bertahap meningkatkan jumlah tampungan air di Provinsi NTT. Keberadan tampungan air seperti Bendungan dan embung sangat penting karena musim hujan di NTT sangat pendek yakni 3-4 bulan.
December 14, 2018 at 07:15PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2Qv2aLa
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment