Berawal dari Garuda Select
"Garuda Select ini bukan program tersendiri, tapi merupakan bagian dari program Elite Pro Academy yang dimulai pada 2018. Pada pertengahan 2017 saya menjadi Sekjen PSSI, kami melakukan kick-off filanesia (filosofi sepak bola Indonesia) pada akhir tahun itu, dan di awal 2018 kami mewajibkan seluruh klub Liga 1 untuk memiliki elite pro academy U-16."
"Sebenarnya di bawah Liga 1, kami akan merencanakan ada empat kategori usia, mulai dari U-14, U-16, U-18, dan U-20 hingga 2021. Sementara untuk 2018, yang kami kejar memang U-16 dulu karena lebih mudah mengingat adanya sumber pemain dari Piala Suratin yang ada di level asprov PSSI."
"Setelah anak-anak berkompetisi di elite pro academy U-16, mereka akan naik ke jenjang ke berikutnya. Kalau bagus akan naik ke elite pro academy u-18. Namun, kalau performanya menurun, mereka akan pindah ke level kompetisi U-17 di asprov. Elite pro academy harus menjadi komunitas yang terfokus, pemain terbaik bertemu dengan yang terbaik. Ketika performa di amateur youth kembali naik, tentu mereka akan kembali ke elite pro academy U-18."
"Satu hal lagi saat ini kita ingin elite youth bertemu dengan elite youth. Jadi sebelum rantai ini jalan, kami memulai dari U-16. Tak bisa dipungkiri tahun pertama harus ada percepatan menuju kualitas yang lebih baik. Maka itu dibentuk program Garuda Select sebagai wadah pemain terbaik di elite pro academy."
"Jadi Garuda Select adalah bagian dari elite pro academy untuk memberikan kesempatan kepada pemain-pemain terbaiknya membiasakan diri memiliki pengalaman internasional. Mereka datang seperti program pertukaran pemain, dan setelah selesai mereka kembali ke elite pro academy, untuk berkompetisi lagi di level elite youth itu."
"Batch berikutnya akan berangkat lagi untuk merasakan pengalaman serupa selama 6 bulan. Jadi selama 8 tahun hingga 2024, Indonesia akan memiliki sekitar 300 anak yang terkonsentrasi, para pilihan terbaik yang memiliki pengalaman."
SSB memiliki peran penting
"SSB seperti Asifa atau ASIOP akan akan bergerak di kategori di U-13 sampai U-15. Harapan ke depannya tentu ada dari U-6. SSB memiliki dua suplai, yaitu ke arah elite youth yang dinaungi elite pro academy, atau ke arah klub sepak bola amatir."
"Klub amatir bisa menjadi suplai ke klub profesional, dan dari elite youth juga ada investasi mereka yang dialirkan ke klub profesional juga. Nah, dari elite youth ini juga akan menyuplai ke timnas junior, dan klub profesional akan menyuplai ke timnas senior, atau jalurnya juga bisa timnas junior menyuplai ke timnas senior. Ini adalah basis skema pembinaan yang dilakukan oleh PSSI."
"SSB terafiliasi agar database bisa kita pantau dengan baik. Harapannya tidak hanya klub liga 1, tapi juga klub liga 2 juga memilikinya karena mereka klub profesional. Tahun ini klub liga 2 belum diminta memilikinya, tapi nanti kita berikan tanggung jawab kepada tim liga 2 harus memilikinya."
"Bagan kiri adalah bagian anggota PSSI seperti klub, sementara yang kanan bicara soal kompetisinya. Dalam bagan sebelah kanan, yang saya lingkari adalah amateur youth, sementara yang kotak adalah elite youth."
"Bagian dari amateur youth saat ini bernama Suratin U-13, Suratin U-15, dan Suratin U-17, dikelola di 34 provinsi. Dari ke-34 provinsi itu PSSI memiliki tujuh provinsi dengan kategori terbaik, lima provinsi sesuai harapan, dan sisanya masih harus dikembangkan, itu yang harus jujur disampaikan."
"Dari Piala Suratin U-13, ketika pemain bagus maka akan masuk ke elite pro academy U-14. Seperti yang saya katakan, kalau dia bagus di elite pro academy U-14, langsung masuk ke elite pro academy U-16. Kalau tidak, dia bisa berkoordinasi dengan asprov PSSI di daerahnya untuk kembali dulu ke Suratin U-15. Biarkan dia berkompetisi dengan temannya yang levelnya lebih rendah."
"Ketika sudah bagus di amatir U-15, dia bisa masuk ke elite pro academy U-16. Namun, ketika ternyata di elita pro academy U-16 belum bagus, dia kembali ke amatir U-17. Kami tetap berikan kesempatan kepada anak-anak sampai usia 17 tahun. Biasanya anak-anak dari wilayah timur Indonesia mengalami late development. Mereka baru bagus ketika usia 17 tahun karena waktu kecil belum terlihat kualitasnya."
"Jadi sebetulnya dengan skema pembinaan ini, kalau masing-masing membutuhkan waktu satu tahun, semua roda bisa berjalan untuk tahap pertama pada 2022 atau 2023. Saat itu tentu targetnya adalah Olimpiade 2024. Makanya target jangka panjang kami lolos Piala Dunia pada 2030."
"Peran SSB sangat krusial dalam pembentukan roda pembinaan karena mereka adalah pool pertama dari semua pembinaan. Apa yang sudah kami lakukan untuk mereka? Kami sudah memiliki lima asprov PSSI percontohan, yaitu Maluku, Papua, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kami bekerja sama dengan AFC untuk mempercepat perkembangan asprov agar bisa mengelola kompetisi pembinaan tersebut."
March 17, 2019 at 08:15PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2HpqHfB
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment