Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menanggapi wacana pemindahan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta ke Mamuju, Sulawesi Barat.
Menurutnya, pemilihan Mamuju sebagai Ibu Kota Indonesia kurang tepat karena termasuk salah satu daerah yang rawan bencana.
"Mamuju dikelilingi oleh beberapa sesar aktif yang bisa berpotensi menimbulkan gempa bumi. Meski pusat gempa tidak berada langsung di wilayah itu, namun letaknya yang dikelilingi sesar bisa berdampak besar pada Mamuju jika terjadi gempa," ujar Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (30/4/2019).
Sutopo mengungkapkan beberapa sesar aktif yang mengelilingi wilayah Mamuju, antara lain sesar Makassar, sesar Palu-Koro, sesar Poso, sesar Matano, sesar Lawanopo dan sesar Walanae.
"Tentu kalau kita melihat tatanan geologis di sana, ketika terlepas energinya kemudian gempa. Apalagi pusat gempanya di sana pasti akan dapat merusak wilayah Mamuju," ucapnya.
Meskipun begitu, Mamuju dinilai relatif aman dari bencana tsunami dan erupsi gunung berapi. Namun tidak aman untuk bencana banjir.
"Tetapi rawan dari banjir, rawan dari longsor, dan rawan dari banjir bandang. Pengalaman Maret 2018 lalu terjadi banjir yang cukup besar, ribuan masyarakat terdampak, rumah ribuan yang terendam banjir. Artinya daerah tersebut tidak aman," kata Sutopo memungkasi.
April 30, 2019 at 09:47PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2J3CeBn
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment