Sementara itu, International Astronomical Centre atau Pusat Astronomi Internasional telah memperkirakan awal Ramadan. Menurut pengamatan mereka, dimulainya bulan suci umat Muslim itu jatuh pada 6 Mei di sebagian besar negara-negara pemeluk Islam.
"Mengamati bulan sabit akan mustahil dari Asia Timur dan Tenggara serta Eropa Selatan dan sebagian besar negara-negara Arab pada Minggu, 5 Mei," kata Direktur Pusat Astronomi, Mohammad Shawkat seperti dikutip dari Gulf News, Jumat 2 Mei 2019.
Mohammad Shawkat kemudian menegaskan bahwa akan mungkin untuk melihat bulan hanya dengan teleskop.
"Melihat bulan akan sulit di negara-negara Afrika Barat dan Selatan dan sebagian besar AS, sementara itu akan relatif lebih mudah di Amerika Tengah," tambahnya.
Sebelumnya, seorang astronom Kuwait juga menyebut bahwa bulan puasa Ramadan akan dimulai pada Senin 6 Mei.
Adel Al Saadoon mengatakan bulan sabit yang menandai awal bulan yang dimuliakan oleh umat Islam akan mudah terlihat pada Minggu 5 Mei. Namun ia tak menyebut detail di mana lokasi penampakan bulan akan mudah terlihat.
"Itu bisa dilihat dengan mudah tanpa perlu teleskop," tambahnya. "Bulan Ramadan akan berlangsung 29 hari tahun ini."
Ramadan adalah bulan kesembilan dari kalender Islam berbasis 12 bulan bulan yang diikuti oleh umat Islam. Bulan hijriyah berlangsung selama 29 atau 30 hari tergantung pada penampakan bulan sabit untuk total 354 hari dalam setahun.
May 04, 2019 at 09:20PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2H23dfm
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment