Thursday, May 2, 2019

Ini Alasan Tulisan Tangan Dokter yang Susah Dibaca dan Bahayanya

Dilansir dari Huff Post oleh Liputan6.com, Kamis (2/5/2019), Gary Larson seorang direktur medis mengatakan bahwa dalam menempuh pendidikan kedokteran kebanyakan semua catatan dilakukan dengan media elektronik. Bahkan ia hanya menulis sekali mata kuliah selama 170 pertemuan di kelasnya.

Para calon dokter akan lebih sering menggunakan tangannya untuk praktik operasi dan sebagainya. Setelah menjadi dokter, mereka diwajibkan menulis catatan riwayat kesehatan pasien dengan tulisan tangan. Hal itu tentunya sangat kaku karena tidak terbiasa menulis.

Berbeda alasan menurut Celine Thum, MD seorang direktur medis di ParaDocs Worldwide mengatakan bahwa,

Di bidang medis, ilmu yang tidak didokumentasikan (ditulis), maka mustahil dilakukan.” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa bekerja di bidang medis, hal sekecil apapun perlu dicatat di dalam riwayat kesehatan pasien. Ditambah lagi jam kerja yang panjang bagi seorang dokter dengan banyaknya catatan riwayat pasien yang harus ditangani adalah salah satu pekerjaan yang melelahkan.

Jika Anda benar-benar menulis selama 10 hingga 12 jam sehari dengan tulisan tangan, maka tangan Anda tidak akan bisa melakukannya,” kata Ruth Brocato, MD seorang kepala dokter perawatan di mercy Medical Center.

Kebanyakan tulisan tangan dokter memburuk sepanjang hari karena otot-otot tangan kecil itu menjadi terlalu banyak bekerja, menurut Asher Goldstein MD seorang dokter dari Pusat Manajemen Genesis Pain Centers.

Pekerjaan menjadi dokter bukanlah sekedar mengobati pasien. Mereka harus mencatat semua catatan kesehatan pasien yang mereka tangani. Terlebih lagi jika dokter telah selesai mengecek satu pasien, mereka akan bergegas ke pasien berikutnya.

Menurut dr. Brocato, dokter akan lebih sering dan lebih peduli memberikan waktunya untuk pasien jika pasien bertanya sesuatu ketimbang memikirkan untuk memperbagus tulisan mereka karena otot-otot ditangan mereka yang terlalu banyak bekerja.

dr. Brocato juga menambahkan sebenarnya dalam menulis dokter sudah melakukan dengan hati-hati. Saat pasien menyerahkan catatan resep kepada apoteker, maka apoteker akan mengerti maksudnya. Walaupun pasien hanya menganggap tulisan itu adalah coretan tak bermakna.

Let's block ads! (Why?)



May 02, 2019 at 04:35PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2J8QqZP
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment