:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2804343/original/009310400_1557751345-59869383_2507444545957112_5586243110393872384_n.jpg)
Melihat hal tersebut, beberapa pengguna Facebook tampak menyetujui pernyataan Amran dalam statusnya. Kejadian tersebut nampaknya adalah hal yang umum terjadi di Sabah, Malaysia. Pasalnya, banyak warga multirasial serta dengan keyakinan berbeda di beberapa keluarga di Sabah.
Muhamad Uzzair Yusof adalah salah satu pria yang hadir dalam tahlilan tersebut. Muhamad Uzzair menceritakan bahwa ia dan rekan-rekannya dari Kent Teachers Training College diundang untuk menggelar tahlilan untuk seorang mualaf yang telah meninggal yang berasal dari keluarga beragama Kristen.
Keluarga almarhum meminta Muhammad Uzzair dan rekannya untuk mendoakan putranya yang memeluk agama Islam sebelum meninggal dunia. Akhirnya, tahlilan yang identik dengan agama Islam digelar di rumah warga non-Muslim di Kota Tinggi, Johor, Malaysia.
Dikutip Liputan6.com dari The Star Online, Senin, (13/5/2019), Muhamad Uzzair mengimbuhkan bahwa perbedaan agama dan ras tak jadi penghalang untuk berbuat baik.
“Agama mengajarkan kita untuk mencintai satu sama lain. Kami ingin masyarakat membuka pikiran mereka dan sadar bahwa persatuan bermula dari rumah masing-masing. Hal ini benar-benar berlaku di Sabah.” Ungkap Uzzair.
May 13, 2019 at 09:10PM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com http://bit.ly/2vSoCBh
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment