:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/739740/original/013067400_1411128845-Obat_Kumur.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Akibat semakin ketatnya penjualan alkohol di Kawasan Australia Utara (NT), kini banyak warga yang mencoba sumber lain untuk mendapatkan bahan minuman keras, seperti esensi vanila dan produk pembersih.
Menurut laporan, penjualan produk-produk pembersih mengalami peningkatan, bahkan dilaporan ada seorang yang membeli 21 liter produk cairan pembersih dalam dua pekan, demikian dikutip dari laman ABC News, Senin (13/5/2019).
Menanggapi hal itu, LSM dari Kelompok Koalisi Aksi Masyarakat Alkohol (PPAC) dan Yayasan Pendidikan dan Penelitian Alkohol (FARE) mendesak adanya reformasi hukum terkait pembelian produk-produk yang mengandung alkohol.
Sebagai tindak-lanjut, pekan ini Pemerintah NT di Australia akan mengajukan RUU Minuman Keras 2019, yang akan memberi kewenangan kepada polisi untuk mencari, menyita, dan membuang zat-zat yang mengandung alkohol tapi tidak bisa dikonsumsi manusia, seperti mouthwash atau obat kumur.
Tapi sejumlah kalangan menginginkan pendekatannya lebih proaktif, misalnya dengan menyimpan produk-produk tersebut di lemari belakang kasir yang terkunci, tidak ditampilkan begitu saja di rak, dan hanya dijual kepada orang dewasa yang menunjukkan kartu identitas.
Salah satu organisasi kepemudaan di Australia (CAYLUS), yang dibentuk di tahun 2002 untuk menghentikan praktik mengisap bensin, menemukan peningkatan penjualan alkohol dari produk pembersih rumah dari laporan sejumlah toko dan Dewan Kota Alice Springs.
Laporan soal konsumsi obat kumur dan bahan-bahan memasak mendorong terbentuknya kelompok kerja baru yang terdiri dari sejumlah LSM hingga Departemen Kesehatan setempat.
Kelompok ini bertemu pertama kalinya di Darwin awal 2019, setelah mereka mengamati tren yang meningkat di akhir 2018.
May 13, 2019 at 08:10PM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com http://bit.ly/2VZVvdS
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment